Definisi, Jenis, Ciri, dan Contoh Dongeng

Vadcoy.com – Pada postingan kali ini, Mang Ocoy akan membagikan materi pelajaran tentang “Definisi, Jenis, Ciri-ciri, dan Contoh-contoh Dongeng” pada Mapel Bahasa Indonesia. Silahkan simak penjelasannya di bawah ini!

A. Definisi Dongeng

Definisi, Jenis, Ciri, dan Contoh Dongeng

Dongeng adalah sebuah cerita sederhana yang tidak terjadi di dunia nyata, seperti kejadian-kejadian aneh pada zaman dahulu. Dongeng memiliki fungsi untuk menyampaikan ajaran moral dan juga menghibur para pembacanya.

Dongeng termasuk cerita tradisional. Adapun cerita tradisional adalah cerita yang disampaikan secara turun temurun. Suatu cerita tradisional bisa disebarkan secara luaskan ke berbagai tempat. Kemudian, cerita itu disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.

Dongeng juga merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa, terjadi diluar nalar manusia yang penuh fantasi dan khayalan. Dongeng dianggap oleh masyarakat adalah suatu hal yang tidak benar-benar terjadi di dunia nyata.

Dongeng memang sudah menjadi pelajaran lama dalam bidang studi Bahasa Indonesia. Oleh karena itu banyak peserta didik dituntun untuk mengerti tentang dongeng sejak di bangku sekolah dasar.

B. Definisi Dongeng Menurut Para Ahli

1. Menurut Poerwadarminto (2008: 13)

Beliau menyatakan bahwa dongeng merupakan cerita tentang kejadian zaman dahulu yang aneh-aneh atau cerita yang tidak terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan walaupun banyak juga melukiskan tentang kebenaran, berisikan pelajaran (moral), bahkan sindiran.

Pengisahan dongeng mengandung harapan-harapan, keinginan-keinginan, dan nasihat baik yang tersirat maupun tersurat.

2. Menurut Handajani (2008: 14)

Beliau mengemukakan bahwa dongeng dikemas dengan perpaduan antara unsur hiburan dengan unsur pendidikan. Unsur hiburan dalam dongeng dapat ditemukan pada penggunaan kosa kata yang bersifat lucu, sifat tokoh yang jenaka, dan penggambaran pengalaman tokoh yang jenaka.

Sedangkan dongeng memiliki unsur pendidikan ketika dongeng tersebut mengenalkan dan mengajarkan kepada anak mengenai berbagai nilai luhur, pengalaman spiritual, petualangan intelektual, dan masalah-masalah sosial di masyarakat.

3. Menurut Liberatus Tengsoe(1988:166)

Beliau mengemukakan bahwa Dongeng adalah cerita khayal semata yang sulit dipercaya kebenarannya. Dalam dongeng disajikan hal-hal yang ajaib, aneh, dan tidak masuk akal. Dahulu dongeng diciptakan untuk anak kecil, isinya penuh dengan nasihat.

Baca juga:  100 Contoh Judul Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dan karena dongeng muncul pertama kali pada zaman sastra Purba di Indonesia maka pada mulanya tergolong sastra orai atau sastra lisan, disampaikan dari mulut ke mulut.

4. Menurut Woolfson ( dalam Puspita: 2009)

Beliau menyatakan hasil riset menunjukkan bahwa dongeng merupakan aktivitas tradisional yang jitu bagi proses belajar dan melatih aspek emosional dalam kehidupan anak-anak. Sebab ketika seseorang masih kanak-kanak, keadaan psikologisnya masih mudah dibentuk dan dipengaruhi. Oleh sebab itu ketika faktor yang memengaruhi adalah hal yang positif maka emosi anak akan positif juga.

5. Menurut Thomson yang dikutip Danandjaja (2007: 86),

Jenis-jenis dongeng ke dalam empat golongan besar yakni. (1) dongeng binatang (animal tales), (2) dongeng biasa (ordinary folktales), (3) lelucon dan anekdot (jokes and anecdotes), (4) dongeng berumus formula tales)”.

6. Menurut Pudentia (1998:187)

Beliau mengemukakan “Ada dua ciri pokok yang dapat digunakan, yaitu (1) dikatakan dan didengar, dan (2) situasi tatap muka.” Maksud dari pendapat tersebut, penulis jelaskan bahwa yang termasuk ciri-ciri sastra lisan yaitu ada yang menjadi pembicara untuk mengatakan atau menyampaikan dan ada pula yang menjadi pendengar dalam keadaan tatap muka tanpa ada panghalang waktu.

7. Menurut Semi (1988:29)

Beliau menyatakan bahwa dongeng adalah biasanya menceritakan tentang sebuah asal mula suatu tempat atau suatu negeri, atau mengenai suatu peristiwa-peristiwa yang aneh dan menakjubkan tentang kehidupan manusia atau binatang.

8. Menurut Danandjaja (2007: 83),

Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan. Selanjutnya dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sindiran”.

9. Menurut Bascom dalam Danandjaja (2007:50)

Dongeng adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat.”

10. Menurut Danandjaja (2007: 86)

Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata (reptilia), ikan, dan serangga. Binatang-binatang itu dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia”.

11. Menurut Danandjaja (2007: 2)

Dongeng termasuk kedalam foklor, karena foklor juga ilmu yang menjelaskan tentang kebudayaan yang berada di masyarakat seperti ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Didukung oleh Danandjaja (2007: 2) “Foklor adalah sebagian dari kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskanturun-temurun diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional, dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat.”

12. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi.

C. Jenis-jenis Dongeng

1. Fabel

Fabel adalah dongeng binatang yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam fabel, tokoh binatang berperilaku seperti manusia.Hal tersebut menggambarkan watak dan budi pekeri manusia. Dongeng Kancil dan Buaya, dan Kucing Bersepatu Bot merupakan contoh dongeng binatang.

Baca juga:  Contoh Teks Drama Bertema "Anak SMP"

Biasanya, mereka digambarkan sebagai hewan cerdik, licik, dan jenaka. Fabel, yaitu dongeng yang tokohnya adalah binatang yg berperilaku seperti manusia, misalnya dapat berbicara dan berjalan. Contohnya, dongeng Si Kancil, Dongeng Buaya dan kerbau, Dongeng Kancil dan Buaya serta Dongeng Kancil Mencuri Timun.

2. Sage

Sage adalah dongeng yang di dalamnya mengandung unsur sejarah, namun tetap sukar dipercaya kebenaranya karena unsur sejarahya terdesak oleh unsur fantasi. Dongeng yang mengandung unsur sejarah atau kisah kepahlawanan. Contohnya kisah Jaka Tingkir, Ramayana, Si Buta Dari Gua Hantu.

3. Legenda

Legenda adalah dongeng yang diciptakan masyarakat sehubugan dengan keadaan alam dan nama suatu daerah. dongeng yang menceritakan tentang kejadian alam atau suatu tempat. Contohnya, legenda Rawa Pening dan Legenda Danau Toba.

4. Mite/Mitos

Mite/Mitos yaitu dongeng yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat tentang dewa-dewa dan mahluk halus. Contohnya, mitos Nyi Roro Kidul, Wewe Gombel dll.

5. Parabel

Parabel adalah dongeng perumpamaan yang di dalamnya mengandung kiasan-kiasan yang bersifat mendidik. Dongeng yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Parabel juga dapat berupa cerita pendek dan sederhana yang mengandung hikmah atau pedoman hidup. Contohnya, dongeng Si Maling Kundang.

6. Dongeng humor

Dongeng humorlelucon adalah dongeng lucu tentang tokoh tertentu, misalnya Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang dari Melayu, Pan Balangtamak dari Bali, dan Singa Rewa dari Kalimantan Tengah.

7. Hikayat

Hikayat ialah sebuah jenis dongeng yang berkisah tentang suatu kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan kesaktian, keanehan serta mukjizat tokoh utama. Contohnya : yaitu Hikayat Si Miskin, Hikayat Sri Rama.

D. Ciri-ciri Dongeng

  1. Diceritakan dengan memakai alur yang sederhana.
  2. Alur ceritanya yang singkat dan cepat.
  3. Menggunakan alur sederhana.
  4. Cerita singkat dan bergerak cepat.
  5. Ditulis dengan gaya penceritaan secara lisan.
  6. Terkadang pesan atau tema dituliskan dalam cerita.
  7. Biasanya, pendahuluan sangat singkat dan langsung
  8. Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci.
  9. Peristiwa yang ada didalam cerita kebanyakan fiktif atau khayalan.
  10. Ditulis dengan gaya pencitraan dengan secara lisan.
  11. Tokoh yang ada didalam cerita tidak diceritakan secara detail.
  12. Lebih menekankan pada bagian isi atau persitiwa.

Sedangkan menurut Danandjaja (2007: 3) mengemukakan bahwa ciri-ciri dongeng adalah sebagai berikut:

a. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut (atau dengan suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat, dan alat pembantu pengingat), dari satu generasi ke generasi berikutnya, disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama.

Ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebaran dari mulut ke mulut ( lisan).

Baca juga:  32 Nama Istilah Pada Mata Pelajaran Akuntansi

b. Bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui orang lagi.

c. Biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise, ungkapan-ungkapan tradisional, kalimat-kalimat atau kata-kata pembukaan dan penutup baku.

d. Mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama suatu kolektif, sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi keinginan yang terpendam; bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum; menjadi milik bersama dari kolektif tertentu.

Hal ini disebabkan penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya;

e. Bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar, terlalu spontan. Hal ini dapat dimengerti bahwa dongeng juga merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya.

E. Contoh Dongeng

Cerita Kancil dan Buaya

Diceritakan pada suatu hari yang terik kancil merasa haus dan kelaparan, tubuhnya terasa lemah setelah seharian tak menemukan makanan, hingga ia tiba di suatu sungai yang airnya cukup dalam dan cukup deras arusnya. Di seberang sungai tersebut ia melihat ada tanaman mentimun sedang berbuah, makanan kesukaannya.

Ia pun sangat gembira dan berniat segera menyeberangi sungai dan makan mentimun segar di seberang sungai.
Namun tiba-tiba datang seekor buaya, yang menghadang dan berniat memakannya. Kancil pun mundur ketakutan, tapi rasa laparnya makin menyiksanya. Sehingga ia pun berpikir keras.

Lalu ia punya ide. Ia berkata kepada buaya yang hendak menyantapnya. Ia bertanya kepada buaya tersebut apakah ia sangat lapar sehingga akan memangsa dirinya. Si buaya menjawab bahwa sebenarnya ia tidak terlalu lapar karena habis memangsa ular yang cukup besar, namun kancil baginya adalah camilan.

Lalu kancil punya ide cemerlang, ia mengatakan kepada buaya bahwa pada saat ini dirinya sedang dalam kondisi lapar. Sehingga tubuhnya kurus kering, jika ia bisa memakan mentimun di seberang sungai maka badannya akan membesar dan makin gemuk sehingga bahkan bisa dimakan beramai-ramai oleh si buaya dan teman-temannya.

Lalu ia meminta si buaya untuk memanggil teman-temannya dan berbaris di sepanjang sungai agar bisa ia hitung jumlahnya. Si buaya pun lalu memanggil teman-temannya dan mereka pun berbaris rapi di sepanjang sungai yang terbentang hingga ke bagian seberang tempat lahan mentimun itu ada. Kancil pun lantas menginjak barisan buaya itu, satu per satu sambil menghitungnya.

Setelah sampai pada buaya yang ada di barisan terakhir maka ia pun melompat dan sampai di seberang sungai. Lalu ia berkata agar para buaya tenang menunggu di sungai sambil berendam menyejukkan diri di dinginnya air sungai pada saat hari siang yang terik tersebut.

Sementara ia akan menyantap mentimun segar yang ada terlebih dulu agar badannya bisa segera membesar. Sang kancil pun lalu memakan mentimun tersebut dengan tenang dan lahapnya tanpa khawatir akan dikejar buaya hingga sampai ke daratan.

Setelah ia merasa kenyang, lalu ia berkata kepada para buaya yang menantinya. Ia berkata bahwa sepertinya masih memerlukan waktu yang lebih lama agar tubuhnya bisa besar dan cukup bagi semua buaya tanpa harus berebut.

Jadi ia pun berpamitan kepada para buaya tersebut dengan alasan ia mau mencari makanan lainnya dulu supaya badannya bisa menjadi makin besar. Lalu ia pun segera berlari dengan cepat meninggalkan sungai dan para buaya tersebut.

Itulah materi tentang “Definisi, Jenis, Ciri, dan Contoh Dongeng” pada Mapel Bahasa Indonesia yang bisa Mang Ocoy bagikan. Semoga bisa bermanfaat bagi Anda semua!