Tingkatan Berpikir pada Manusia yang Harus Kamu Tau!

Tingkatan Berpikir pada Manusia

VADCOY – Pada kali ini, Admin mau membahas tentang tingkatan berpikir pada manusia coy, bukan pada binatang awas! Dalam kegiatan berpikir, tentunya kita tidak akan pernah lepas dari situasi atau masalah. Gejala ini tidaklah berdiri sendiri, dalam aktivitasnya membutuhkan bantuan dari gejala jiwa yang lain coy. Misalnya pengamatan, tanggapan, ingatan dan sebagainya.

Kegiatan berpikir itu sendiri adalah abstrak. Namun demikian, dalam praktiknya sering kita jumpai bahwa tidak semua masalah bisa dipecahkan dengan cara abstrak coy. Dalam menghadapi masalah-masalah yang sangat pelik, kadang-kadang kita membutuhkan upaya persoalan yang kita hadapi menjadi lebih konkret. Maka sehubungan dengan hal ini, ada beberapa tingkatan berpikir yang dialami oleh manusia. “Apa saja tingkatannya Min?” Nih, Admin jelasin tingkatan-tingkatannya coy!

1. Berpikir Konkret

Tingkatan yang pertama adalah berpikir konkret. Kegiatan berpikir dalam tingkatan ini, masih memerlukan situasi-situasi yang nyata/konkret coy. Aktivitas ini juga membutuhkan pengertian, sedangkan pengertian yang diperlukan pada tingkatan ini adalah pengertian yang konkret. Adapun tingkatan ini pada umumnya dimiliki oleh anak kecil coy. Seperti halnya konsekuensi didaktif pelajaran, hendaknya disajikan dengan peragaan langsung.

Contohnya peragaan senam, peragaan berlari, peragaan bernyanyi, dan lain-lain. Yang jelas, jika seseorang ingin memberikan suatu pemahaman kepada anak kecil tersebut, maka ia harus memperagakannya atau memeberikan contoh padanya coy.

2. Berpikir Skematis

Ketika hendak meningkat pada bagian yang abstrak, dalam pemecahan masalah harus dibantu dengan penyajian bahan, skema, corat-coret, diagram, simbol, dan sebagainya coy. Walaupun pada tingkatan ini kita tidak berhadapan dengan situasi nyata/konkret, tetapi dengan pertolongan bagan-bagan dan corat-coret ini bisa memperlihatkan hubungan persoalan yang satu dengan yang lain.

Dan terlihat juga masalah-masalah yang dihadapi secara keseluruhan coy. Maka dengan adanya bagan-bagan tersebut, situasi yang dihadapi tidak benar-benar konkret dan tidak benar-benar abstrak. So, inilah yang disebut dengan berpikir skematis coy.

3. Berpikir Abstrak

Ketika kita berhadapan dengan situasi dan masalah yang tidak berwujud. Maka akal pikiran kita bergerak bebas dalam abstrak, baik itu dalam situasi nyata ataupun tidak. Seperti bagan-bagan, simbol-simbol, dan gambar-gambar skematis, hal ini tidak bisa membantunya coy. Namun demikian, bukan berarti gejala pikiran kita berdiri sendiri, melainkan tanggapan dan ingatan kitalah yang membantunya.

Di samping itu, kecerdasan pikiran sendirilah yang berperan memecahkan masalah. Maka, tingkatan ini dikatakan tingkatan yang tertinggi coy. Orang-orang dewasa biasanya telah memiliki kemampuan ini. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga ada anak kecil yang melikinya. Misalnya anak-anak yang memiliki IQ tinggi dan anak-anak jenius, maka ia bisa memiliki tingkatan berpikir abstrak ini coy.
Kemampuan berpikir manusia selalu mengalami perkembangan, sebagaimana yang sudah diterangkan coy. Pada anak-anak masih dalam tingkatan konkret. Semakin maju perkembangan psikis seseorang, maka kemampuan berpikirnya berkembang setahap demi setahap coy. Lalu ia meningkat pada hal-hal yang agak abstrak, yakni tingkatan skematis.

Dimulai dari tingkatan skematis ini, makin lama makin berkembang kemampuan berpikirnya, lalu berkembanglah kemampuan abstraksinya coy. Setelah makin tinggi tingkatan abstraknya, maka hal-hal yang konkret biasanya akan ditinggalkannya coy.

Itulah tingkatan berpikir yang dialami pada manusia coy! Semoga penjelasan ini bisa membantu kalian semua!
Baca juga:  Bentuk dan Teknik Penilaian di SMA pada Kondisi Khusus (Masa Pandemi Covid-19)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *