Vadcoy.com – Pada postingan kali ini, Mang Ocoy akan membahas tentang Sejarah Nisfu Sya’ban dan Amalan-amalannya, serta arti dari kata Nisfu Sya’ban. Dikutip dari Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) PWNU Jatim, melalui laman Halaqoh.net yang terbit pada 17 Mei 2016 lalu, berikut penjelasannya:
Sejarah Nisfu Sya’ban
Malam Nishfu Sya’ban dilakukan pertama kali oleh para tabi’in (generasi setelah Sahabat Nabi) di Syam Syria, seperti Khalid bin Ma’dan (perawi dalam Bukhari dan Muslim), Makhul (perawi dalam Bukhari dan Muslim), Luqman bin ‘Amir (al-Hafidz Ibnu Hajar menilainya ‘jujur’).
Mereka mengagungkannya dan beribadah di malam tersebut. Dari mereka inilah kemudian orang-orang mengambil keutamaan Nishfu Sya’ban.
Ketika hal ini menjadi populer di berbagai negara, maka para ulama berbeda-beda dalam menyikapinya, Ada yang menerima di antaranya adalah para ulama di Bashrah (Irak).
Namun kebanyakan ulama Hijaz (Makkah dan Madinah) mengingkarinya seperti Atha’, Ibnu Abi Mulaikah, dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari ulama Madinah dan pendapat beberapa ulama Malikiyah mengatakan: “Semuanya adalah bid’ah”.
Ulama Syam berbeda-beda dalam melakukan ibadah malam Nishfu Sya’ban.
Pertama, dianjurkan dilakukan secara berjamaah di masjid-masjid. Misalnya Khalid bin Ma’dan, Luqman bin Amir dan lainnya, mereka memakai pakaian terbaiknya, memakai minyak wangi, memakai celak mata dan berada di masjid.
Hal ini disetujui oleh Ishaq bin Rahuwaih (salah satu imam madzhab yang muktabar), dan beliau mengatakan tentang ibadah malam Nishfu Sya’ban di masjid secara berjamaah: “Ini bukan bid’ah”. Dikutip oleh Harb al-Karmani dalam kitabnya al-Masail.
Kedua, dimakruhkan untuk berkumpul di masjid pada malam Nishfu Sya’ban untuk shalat, mendengar cerita-cerita dan berdoa. Namun tidak dimakruhkan jika seseorang shalat (sunah mutlak) sendirian di malam tersebut.
Ini adalah pendapat al-Auza’i, imam ulama Syam, ahli fikih yang alim. Inilah yang paling tepat, InsyaAllah. (Syaikh al-Qasthalani dalam Mawahib al-Ladunniyah II/259 yang mengutip dari Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Lathaif al-Ma’arif 151).
Arti Nisfu Sya’ban
Dalam bahasa Arab, Nisfu dapat diartikan sebagai pertengahan, sementara Syaban yaitu bulan Syaban. Sehingga Nisfu Syaban dipahami sebagai pertengahan bulan Syaban atau separuh bulan Syaban.
Sementara itu, Nisfu Syaban sendiri berlangsung pada 15 Syaban. Bila dalam penanggalan Masehi, Nisfu Syaban tahun ini jatuh di hari Jumat, 18 Maret 2022. Karena 1 Syaban dimulai pada tanggal 4 Maret sesuai perhitungan kalender Hijriyah 1443 H. Sehingga malam Nisfu Syaban jatuh pada malam Jumat, 17 Maret 2022.
Pada malam Nisfu Syaban, umat Islam dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam kebajikan. Di antaranya dengan memasifkan bacaan Al-Qur’an di malam hari dan melaksanakan ibadah puasa sunah Nisfu Syaban di siang hari.
Sumber: www.idntimes.com
Amalan-amalan Nisfu Sya’ban
1. Memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء
Artinya, “(Rahmat) Allah swt turun ke bumi pada malam Nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan).” (HR al-Baihaqi).
2. Membaca dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya. Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia dan sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun terlebih lagi pada malam Nisfu Sya’ban.
Sayyid Muhammad bin Alawi dalam kitab Ithmi’nânul Qulûb Bidzikri ‘Allâmil Ghuyûb mengatakan: “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”
3. Memperbanyak istighfar. Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia. Kesehariannya bergelimang dosa. Namun, kendati manusia berdosa, Allah swt senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Karenanya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam Nisfu Sya’ban.
Sayyid Muhammad bin Alawi dalam Ithmi’nânul Qulûb memaparkan, “Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya”. “Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan,” sambung Sayyid Alawi.
Sumber: www.nu.or.id
Itulah Sejarah Nisfu Sya’ban dan Amalan-amalannya, serta arti dari kata Nisfu Sya’ban yang bisa Mang Ocoy bagikan. Semoga bisa bermanfaat bagi Anda semua!