Vadcoy.com – Pada postingan kali ini, Mang Ocoy mau membagikan “Contoh Kisah Kejujuran Supir Taxi dan Penggembala Kambing”. Silahkan simak kisahnya di bawah ini !
Kisah Kejujuran Supir Taxi
Perbuatan mulia tersebut datang dari seorang pria bernama Sakari Ketsrikaew, seorang sopir taksi di Bangkok, Thailand. Pria berusia 56 tahun ini secara sukarela mengembalikan perhiasan emas seberat 8,2 kg. senilai Rp3,9 miliar kepada pemiliknya.
Barang berharga itu tertinggal di taksi miliknya sejak tiga hari. la menghabiskan waktu dua hari berputar-putar di Bangkok, mencari pemilik perhiasan emas itu, karena ia tidak mempunyai nomor kontak pemiliknya.
Ia baru menghubungi kantor polisi Bangkok setelah mendengar kabar dari sebuah radio komunitas bahwa seorang pemilik toko emas bernama Eakerat Kanokwattana (60) melaporkan kehilangan sekantong emas kepada polisi.
Namun, polisi sedikit meragukan keterangan Saksri. Alasan berputar putar selama dua hari untuk mencari pemilik emas itu tidak masuk akal Kalau ia benar-benar berniat untuk mengembalikan emas itu, karena ia tahu di mana menurunkan penumpangnya, tutur Letnan Kolonel Udom Sukprasert.
Dan inilah pembelaan Saksri, Saya tidak mengembalikan emas itu segera karena saya tidak mencoba membuka tas itu sebelum mendengar siaran orang yang kehilangan emas tersebut.
Saya kan tidak tahu bahwa tas itu berisi emas. Tas itu juga tidak memiliki alamat atau nomor telepon yang bisa dihubungi.
Eakerat adalah seorang pemilik toko emas di kota Ubon Ratchathani. Ia datang ke Bangkok dengan istrinya untuk berdagang emas di bagianh Cinatown, Bangkok. Pada Rabu malam, mereka naik taksi menuju kawasan pinggir kota di bagian utara Bangkok.
Setelah mereka turun, Eakerat baru menyadari tasnya yang penuh berisi perhiasan emas tersebut ketinggalan di dalam taksi. Mereka kemudian melapor ke polisi dan menawarkan hadiah bagi siapa pun yang mengembalikan emas mereka.
Pada saat Saksri mengembalikan perhiasan emas kepada Eakerat dalam upacara kecil yang diliput televisi, Eakerat benar-benar memberikan hadiah berupa emas kepada Saksri senilai Rp 60 juta sebagai imbalan atas niat baiknya.
Saksri mengaku senang mendapat hadiah tersebut meskipun sebenarnya dia tidak mengharapkannya. Niatnya hanyalah mengembalikan emas itu kepada pemiliknya.
Tindakan Saksri mulai membuat dipuji banyak orang di Thailand. Dan sudah sepatutnya perbuatan terpuji Saksri ini tidak sekadar kita puji, melainkan kita tiru dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Subhanallah!
Kisah Kejujuran Penggembala Kambing
Pada masa khalifah Umar bin Khattab ada seorang anak penggembala kambing yang hidup sebatang kara, karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Dia pun hidup mengandalkan upah yang diperolehnya dengan menggembala kambing.
Melihat si anak itu, Umar kemudian ingin menguji apakah anak ini dapat bersikap jujur dan amanah atau tidak. Maka, didekatilah si anak ini oleh Umar bin Khattab seraya berkata. “Banyak sekali kambing yang kau pelihara. Semuanya bagus dan gemuk-gemuk. Jualah kepadaku seekor saja,” kata khalifah Umar kepada si anak gembala.
Anak penggembala menjawab “Saya bukan pemilik kambing-kambing ini. Saya hanya menggembalakan kambing kambing ini dan memungut upah darinya,” “Katakan saja kepada majikanmu, salah satu kambingnya dimakan serigala,” ucap Khalifah Umar.
Anak gembala itu terdiam. Sejenak kemudian, dia lalu berkata, “Di mana Allah? Di mana Allah? tuan menyuruh saya berbohong, di mana Allah? Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah tuan mau menjerumuskan saya ke dalam neraka karena telah berbohong?”
Mendengar jawaban itu, khalifah Umar meneteskan air mata. Dipeluknya anak gembala itu, lalu dia meminta agar si anak gembala itu mengantarkannya kepada sang majikan. Setelah bertemu dengan majikan si anak gembala, khalifah Umar kemudian menawar harga anak itu.
Kesepakatan terjadi dan si anak gembala ini dimerdekakan oleh khalifah Umar. Selain itu, khalifah Umar juga membeli semua kambing yang digembalakan si anak tadi. Kambing-kambing itu kemudian diberikan kepada si anak gembala dan menjadi hak penuh miliknya, sebagai hadiah atas kejujuran dan amanah si anak tadi. Subhanallah…
Dari kedua kisah di atas, dapat disimpulkan bahwa berbuat jujur pasti ada balasan yang baik yang akan kita dapatkan. Di atas merupakan contoh balasan langsung di dunia yang Sopir Taksi dan Penggembala Kambing dapatkan.
Bagaimana dengan balasan di akhirat?
Tentu saja Allah akan menjamin orang-orang yang berbuat jujur dengan surga-Nya. Dengan syarat, mereka beriman kepada Allah SWT.
Itulah Contoh Kisah Kejujuran Supir Taxi dan Penggembala Kambing yang bisa Mang Ocoy bagikan. Semoga bisa bermanfaat bagi Anda semua!