Vadcoy.com – Menjadi hamba Allah SWT, seseorang senantiasa mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Setiap manusia yang dilahirkan di muka bumi ini, mereka memiliki karakter atau akhlaknya masing-masing.
Ada yang memiliki akhlak buruk, ada juga yang memiliki akhlak baik. Apabila akhlak baik itu datangnya dari Allah SWT, namun jika akhlak buruk datangnya dari hamba itu sendiri. Dan dia harus bisa menghilangkan karakter buruknya itu dengan terus berusaha dan berdoa kepada Allah SWT.
Beberapa orang-orang yang memiliki akhlak baik yang telah dicantumkan dalam sejarah Islam pada zaman dahulu. Seperti yang paling utama adalah baginda Nabi Muhammad SAW, kemudian para sahabatnya, seperti Abu Bakar bin Sidiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahaman bin ‘Auf, dan masih banyak lagi sahabat lainnya.
Lalu beberapa orang yang memiliki akhlak buruk, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, Fir’aun, Qorun, Namrud, Jalut, Abu Sufyan, Wahsyi bin Harb, Musailamah bin Habib, Abdullah bin Ubay, Kan’an, dan masih banyak lagi nama-nama yang lainnya.
Akan tetapi, seseorang bisa menjadi sempurna jika dia memiliki beberapa karakteristik yang ada pada dirinya. Bahkan kesempurnaannya bisa menjadikan dia diridhai oleh Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Rekomendasi: Perbaiki Solatmu! Maka Hidupmu akan Tenang
Lalu apa saja karakteristik sempurna yang harus ada pada seseorang jika ingin mendapat ridha Allah SWT? Berikut ini adalah 9 karakteristik (akhlak) yang bisa menjadikan seseorang sempurna dan mendapat ridha Allah SWT.
1. Akidah
Dalam masalah akidah, seseorang harus sepenuhnya meyakini dengan adanya Allah SWT. Dia yang telah menciptakan langit, bumi, manusia, hewan, dan seluruh alam semesta. Maka seseorang tidak boleh meragukan adanya Kekuasaan Allah SWT.
Lalu dia juga hendaknya percaya dengan adanya hal-hal yang ghaib, seperti adanya Malaikat, hari kiamat, hari pembalasan, alam kubur, surga, neraka, dan dengan adanya pahala bagi yang berbuat kebaikan, lalu adanya dosa bagi yang berbuat keburukan.
2. Ibadah
Kemudian dalam masalah ibadah seseorang harus melakukan apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala larangannya. Seperti melaksanakan solat lima waktu sehari semalam, melakukan puasa di Bulan Ramadhan, membayar zakat fitrah, naik haji bagi yang sudah mampu.
Ada juga beberapa ibadah lainnya, seperti mengaji al-quran, menuntut ilmu agama dan umum, melakukan sodaqoh, membayar zakat mal, berdzikir, berdoa, dan masih banyak lagi jenis-jenis ibadah lainnya yang harus dilakukan oleh seseorang.
3. Sosialisasi
Seseorang hendaklah bersosialisasi kepada sesama dengan prilaku yang baik, seperti tidak mencaci orang lain, saling tolong menolong, saling memaafkan, bekerjasama, tidak menyusahkan orang lain, mencegah kepada kemungkaran, mendahulukan kepentingan orang lain, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat.
4. Keluarga
Kemudian dalam masalah keluarga, seseorang juga harus bisa menjalin hubungan yang baik kepada keluarganya. Adapun yang termasuk keluarga adalah ayah, ibu, adik, kakak, istri, suami, mertua, saudara, sepupu, paman, tante, kakek, dan nenek.
Jika dia masih memiliki hubungan yang tidak baik kepada salah satu keluarganya, apakah itu kepada adiknya, kakaknya, sepupunya, pamannya, lebih-lebih kepada ibunya, maka dia belum bisa memenuhi karakteristik yang nomor 4 ini.
5. Moral (Akhlak)
Dalam masalah moral, hendaknya dia bisa sabar ketika diberi cobaan, berlapang dada, adil, jujur, amanah, bersyukur, tidak pernah mengeluh, merendahkan diri, tidak sombong, disiplin, dan masih banyak lagi yang lainnya.
6. Emosional
Dalam masalah emosional, seseorang harus senantiasa takut kepada Allah, takut dengan murka Allah, takut dengan adzab Allah, tidak mudah marah, tidak menyakiti orang lain, tidak memendam rasa benci kepada orang lain, tidak sombong dengan amalan, tidak merasa bersalah setelah berdosa, dan yang lainnya.
7. Kehidupan praktis atau profesional
Dalam masalah ini, seseorang senantiasa bekerja dengan tulus dan ikhlas, menyelesaikan pekerjaannya dengan benar, tepat waktu ketika bekerja, kemudian selalu berusaha dengan giat untuk mendapatkan rizki yang halal.
8. Kognitif atau intelektual
Dalam masalah kognitif, seseorang wajib menuntut ilmu untuk kehidupannya, memikirkan alam semesta yang diciptakan Allah SWT, tidak mengikuti sesuatu yang masih rancu, teliti dalam melihat suatu realita, tidak terbawa aliran sesat, dan masih banyak lagi yang lainnya.
9. Fisik
Kemudian dalam masalah fisik, seseorang hendaknya memiliki fisik yang kuat, sehat, bersih, suci dari najis, enak dipandang, rapih, tidak amburadul, tidak bermalas-malasan, dan hanya mengandalkan orang lain dalam melakukan sesuatu, padahal dia bisa melakukannya dengan dirinya sendiri.