13 Etika Muslim dalam Bekerja Sehari-hari

13 Etika Muslim dalam Bekerja Sehari-hari

Vadcoy.com – Kewajiban sebagai seorang muslim salah satunya adalah bekerja. Apakah pekerjaan itu menghasilkan uang ataupun tidak, yang jelas dia harus bekerja dan tidak boleh berdiam saja. Karena Rasulullah SAW selalu memberikan contoh kepada sahabat-sahabatnya agar tidak berdiam saja. Dan Rasulullah juga mengajarkan etika yang baik kepada mereka.

Rasulullah juga pernah bekerja pada seorang non muslim dan dia menerima upahnya tersebut. Selama tidak ada sangkut pautnya dengan Agama atau keyakinan, maka seorang muslim boleh bekerja kepada orang yang non muslim.

Apalagi kita bekerja kepada orang Islam, tentu sangat dianjurkan sekali. Seperti contoh Rasulullah SAW, tidak boleh seorang muslim menganggur atau tidak bekerja. Kecuali dia benar-benar mendapatkan udzur, misalnya sakit.

Kita dituntut untuk bekerja sehari-harinya, baik wanita maupun pria. Apakah itu mengerjakan sesuatu di rumah, maupun di luar rumah. Misalnya membersihkan kamar mandi, memotong rumput, mencuci, merawat anak, dan yang lainnya.

Adapun bekerja di luar rumah, seperti bekerja pada sebuah perusahaan, bekerja menjadi kuli bangunan, berolahraga, bersilaturahmi, berwisata bersama keluarga, membantu tetangga yang kesusahan, dan lain sebagainya.

Intinya, kita tidak diperbolehkan berdiam diri saja tanpa melakukan sesuatu hal yang bermanfaat. Bagaimana jika bekerja dalam kemungkaran atau kemaksiatan?

Itu malah sangat diharamkan dalam ajaran Islam! Adapun yang dimaksud bekerja di sini adalah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, maupun bermanfaat bagi orang lain.

Bahkan dalam kitab “Mukhtarul Ahaditsin Nabawiyah” disebutkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Duduk (berkumpul) bersama orang sholeh lebih utama, daripada duduk sendirian. Sedangkan duduk sendirian lebih utama, daripada duduk (berkumpul) bersama orang jahat (dzalim).”

Dari hadis di atas, bisa diumpamakan seperti ini.

Duduk bersama orang sholeh = Bekerja dalam kebaikan (bermanfaat)

Berdiam diri = Duduk sendiri

Duduk bersama orang dzalim = Bekerja dalam kemungkaran (tidak bermanfaat)

Jadi, sudahlah jelas bagi kita sebagai orang Islam harus bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam sehari-harinya. Jangan sampai kita melewati seharian penuh hanya dengan berdiam diri saja, apalagi melakukan sesuatu keburukan.

Etika Muslim dalam Bekerja Sehari-hari

Dalam bekerja, ada beberapa etika yang harus diperhatikan oleh seorang muslim. Terutama jika kita bekerja pada sebuah perusahaan milik orang lain. Dan kita menerima upah dari hasil kerja tersebut.

Dari cara bagaimana kita bekerja pun bisa mempengaruhi upah yang diterima nantinya. Apakah upah itu statusnya berkah atau tidak. Yang jelas, jika kita bekerja tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Agama Islam, Upah yang kita terima bisa-bisa menjadi tidak berkah, bahkan menjadi haram.

1. Jujur saat bekerja

Jujur merupakan kata yang ringan diucapkan, akan tetapi masih banyak orang yang kesulitan untuk melakukannya. Padahal kunci keberhasilan dalam hidup adalah jujur.

Terutama Anda sebagai karyawan yang bekerja di perusahaan. Cobalah untuk selalu jujur dalam bekerja. Baik kepada atasan Anda, maupun kepada teman kerja Anda.

Baca juga:  Apakah Anda Malas Solat? Tips bagi Anda yang Suka Malas Solat

Dalam hal apakah Anda harus jujur?

Semuanya! Baik dalam perkataan,perbuatan dan bisikan hati. Berbuat jujur juga jangan pilih-pilih orang! Hanya karena Anda benci kepada orang tertentu, lalu Anda berbuat curang kepadanya. Hal itu sangatlah tidak dibenarkan dalam ajaran Agama Islam.

Jujur pun merupakan salah satu kunci suksesnya hidup. Misalnya Anda bekerja di pabrik pembuatan kopi, dan Anda pun selalu jujur dalam bekerja. Mulai merangkap menjadi operator produksi.

Jika Anda bisa istiqomah dalam kejujuran, InsyaALLAH Anda ke depannya bisa naik jabatan menjadi HRD atau yang lainnya. Setelah naik jabatan Anda masih bisa istiqomah dalam kejujuran. InsyaALLAH Anda bisa diangkat pada jabatan yang lebih tinggi lagi.

2. Disiplin waktu

Masih banyak pekerja yang tidak disiplin waktu dalam bekerja. Misalnya tentang masalah jam masuk kerja. Dalam aturan kantor, seharusnya para karyawan masuk jam 7 Pagi. Namun, ada beberapa karyawan yang terlambat dan tidak diberi hukuman atas keterlambatannya.

Rekomendasi: Hukum Mengupload Foto Orang Lain ke Sosmed

Apalagi jika kantor tersebut bebas dan kurang ketat dalam aturan. Pasti beberapa karyawan memanfaatkan kondisi tersebut. Dan mengatur waktu sendiri bisa jadi. Masuk asal semaunya saja, dan pulang pun semaunya juga.

Seperti inilah yang disebut dengan korupsi waktu. Dalam Islam, tentu sangat dilarang! Seorang muslim dianjurkan disiplin waktu dalam bekerja, agar gaji yang diterima menjadi berkah.

3. Utamakan waktu solat

Jika Anda seorang karyawan yang bekerja di perusahaan, biasanya perusahaan menerapkan sistem sift pada jam kerja. Pada saatnya Anda akan menemukan waktu solat ketika sedang bekerja.

Maka mintalah izin kepada atasan Anda untuk menunaikan solat terlebih dahulu. Karena waktu solat lebih utama dan sangatlah penting untuk Anda manfaatkan. Apalagi jika Anda diberi waktu solat hanya sedikit, maka utamakan solat terlebih dahulu!

Bagaiman jika perusahaan tidak memberikan Anda waktu solat?

Anda bisa ijin ke toilet atau ijin ada urusan, lalu gunakan waktu ijin tersebut untuk solat. Walaupun hanya sebentar, sungguh hal itu sudah bisa menyelamatkan Anda dari siksaan di akhirat kelak.

Karena meninggalkan solat adalah termasuk salah satu jenis dosa besar dari beberapa jenis dosa besar. Dosa besar misalnya seperti menyekutukan Allah, durhaka terhadap orang tua, dan termasuk meninggalkan solat, serta masih banyak yang lainnya.

Lalu, bagaimana jika Anda masih malas solat?

Silahkan baca di sini: Apakah Anda Malas Solat? Tips bagi Anda yang Suka Malas Solat

4. Berbuat baik kepada sesama karyawan (ber-etika yang baik)

Anda mungkin sudah diajarkan sejak dini bagaimana cara bergaul yang baik terhadap sesama. Tidak jauh dengan berbeda dengan bergaul di masyarakat, bergaul dengan teman kerjaan pun demikian.

Anda harus berbuat baik kepada sesama karyawan! Mulai dari perkataan dan perbuatan, alangkah indahnya jika bisa Anda terapkan di tempat kerja. Dengan begitu, Anda pun tidak mustahil bisa memiliki banyak teman.

Apabila ada karyawan lain yang berbuat salah kepada Anda, maka cobalah untuk memaafkannya. Karena seperti itulah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam ajaran Agama Islam.

5. Tidak mudah emosi saat lelah

Seseorang yang fisiknya lelah, biasanya akan mudah emosi. Apalagi jika Anda bekerja ke dalam pekerjaan yang terbilang berat, tentu Anda akan mudah lelah. Jika ada seseorang yang menyinggung, pasti Anda langsung emosi.

Baca juga:  5 Syarat Sah sebelum Melakukan Solat Wajib atau Sunah

Rekomendasi: 4 Hikmah Datangnya Virus Corona (Covid-19)

Namun, etika seorang muslim yang baik adalah bisa menahan emosi tersebut. Usahakan jangan sampai Anda mengeluarkan emosi yang akhirnya hanya akan mendatangkan percekcokan yang sia-sia.

6. Jangan memaksakan diri

Etika muslim dalam bekerja selanjutnya adalah jangan memaksakan diri. Memang pernah ada pepatah bilang “jika kamu ingin sukses, maka lampauilah batasanmu”.

Pepatah di atas memang benar adanya. Namun, Anda juga harus tau batasan Anda sendiri. Setiap orang memiliki batasan yang berbeda-beda.

Misalnya Anda kerja lembur di kantor Anda. Selama Anda masih kuat untuk kerja, tak apa-apa Anda lembur. Namun, sekiranya tubuh Anda sudah tidak kuat untuk bekerja, maka berhentilah.

Memaksakan diri bekerja terus-menerus bisa menjadi haram hukumnya. Jika kerja itu bisa membahayakan diri Anda, lebih-lebih sampai mengancam nyawa Anda.

Memang ada pekerjaan yang membahayakan nyawa. Tapi, di sini berbeda jenisnya. Jika membahayakan nyawa demi melindungi orang lain atau negara, itu boleh-boleh saja.

Jika membahayakan nyawa karena memaksakam diri, itu baru yang tidak boleh. Jadi, kerjalah semampu batasan Anda saja! Jangan memaksakan diri Anda sendiri.

7. Tidak memalsukan surat ijin ketidakhadiran

Masih banyak karyawan yang bolos bekerja ketika dia merasa malas untuk berangkat kerja. Akan tetapi, dia membuat surat yang bisa menjadikan ketidakhadirannya dianggap ijin. Seharusnya ketidakhadirannya itu termasuk bolos, bukan ijin.

Misalnya Anda pada suatu waktu malas untuk berangkat kerja. Kemudian Anda pergi ke dokter untuk membuat surat keterangan sakit. Setelah itu Anda menyerahkan surat tersebut ke perusahaan Anda, dan ketidakhadiran Anda dianggap sebagai sakit.

Padahal Anda tidak sakit sama sekali. Seperti itulah yang namanya memalsukan surat ijin ketidakhadiran. Dan di dalam ajaran Agama Islam hal tersebut sangat bertentangan. Tentu Anda akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Anda jika ingin bolos kerja, seharusnya bolos saja tidak usah memalsukan surat lagi. Karena hal itu lebih baik daripada Anda dicap sebagai karyawan yang tidak pernah bolos, tapi dengan cara memalsukan surat ijin ketidakhadiran.

8. Bekerja dengan ikhlas

Percuma Anda rajin bekerja dan mendapatkan gaji yang besar, namun tidak ada keikhlasan dalam hati Anda. Cobalah untuk bekerja dengan ikhlas, hal itu merupakan salah satu etika muslim dalam bekerja.

Jika Anda sudah bisa bekerja dengan ikhlas, maka pekerjaan seberat apapun Anda akan dengan senang hati melakukannya. Berbeda jika bekerja tidak ikhlas, pekerjaan seringan apapun akan selalu dianggap berat oleh Anda.

Selain bisa membuat pekerjaan berat menjadi ringan, bekerja dengan ikhlas Anda akan mendapat pahala tambahan dari Allah SWT. Dan InsyaALLAH gaji yang Anda dapatkan pun akan menjadi berkah untuk Anda dan keluarga.

9. Membantu karyawan lain saat kesusahan

Pernahkan Anda melihat teman sekantor yang sedang kesusahan?

Jika ya, hal yang sebaiknya Anda lakukan adalah membantunya. Jangan cuek dengan teman Anda yang kesusahan itu. Walaupun Anda juga sedang dalam kesulitan, membantu orang yang lebih kesulitan dari Anda mempunyai nilai pahala yang berbeda di mata Allah SWT.

Dengan perbuatan tersebut, Anda juga akan mendapat kebaikan dari teman yang Anda bantu nantinya saat Anda mengalami kesusahan. Itu sudah menjadi hukum alam, siapa yang membantu pasti akan dibantu. Siapa yang memberi, pasti akan diberi.

Baca juga:  Inilah Hakikat Wanita dalam Agama Islam

10. Tidak menghambur-hamburkan uang hasil gajian

Biasanya beberapa karyawan saat menerima gaji di akhir bulan atau awal bulan. Mereka tidak berpikir panjang dengan gaji itu, dan menghambur-hamburkannya. Untuk membeli inilah, untuk membeli itulah. Yang jelas berfoya-foya dengan uang tersebut.

Sampai akhirnya, uang itu tidak cukup untuk satu bulan ke depan. Si karyawan pun harus meminjam uang kepada orang lain demi menutupi kebutuhannya sampai akhir bulan.

Padahal jika tidak dihambur-hamburkan, uang itu sangatlah cukup untuk sebulan ke depannya. Dan bahkan masih lebihan, jika hanya digunakan sewajarnya saja.

Memang bersenang-senang saat menerima uang gajian boleh-boleh saja, tapi janganlah berlebihan! Karena berlebihan itu termasuk salah satu sifatnya setan yang terkutuk. Dan jika Anda mempunyai sifat yang demikian, maka segeralah untuk mengubahnya. Apalagi jika Anda sudah berumah tangga, pergunakan hasil gajian dengan sebaik mungkin.

11. Jangan menuruti aturan yang melanggar syariat Islam

Apabila di perusahaan Anda terdapat aturan yang melanggar syariat Islam, maka sebaiknya Anda meminta ijin terlebih dahulu kepada atasan untuk tidak mentaati aturan itu. Adapun jika tidak diijinkan, maka sebaiknya Anda mencari perusahaan lain.

Misalnya di perusahaan itu ada aturan bagi wanita tidak boleh mengenakan kerudung. Lalu, Anda ijin kepada atasan untuk mengenakan kerudung. Jika diperbolehkan, maka teruskan Anda bekerja di situ. Adapun jika dilarang, maka cari perusahaan lain!

InsyaALLAH dengan Anda keluar dari perusahaan tersebut, Allah SWT akan menggantikannya dengan perusahaan yang lebih baik lagi. Sebenarnya di situlah keimanan Anda sedang diuji oleh Allah SWT. Jika keimanan Anda benar-benar kuat, Anda lebih memilih meninggalkan perusahaan tersebut.

12. Tetap berpuasa di bulan Ramadhan

Masih banyak pula karyawan yang tidak melakukan puasa Ramadhan ketika bekerja di pabrik-pabrik besar. Karena alasan capek, lelah, pegal, haus, dan lapar mereka rela meninggalkan puasa Ramadhan yang diwajibkan setahun dalam sekali dalam sebulan.

Padahal jika dibandingkan dengan zaman Rasulullah SAW. Para sahabat berperang dalam keadaan puasa. Sedangkan berperang taruhannya nyawa dan tentu lebih pegal jika dibandingkan dengan kerja di pabrik.

Etika yang sangat tidak dibenarkan jika Anda adalah salah satu orang yang masih melalaikan puasa Ramadhan hanya untuk urusan duniawi. Selain mendapat hukuman dari Allah SWT, hasil gaji yang Anda peroleh bisa menjadi tidak berkah nantinya.

13. Sabar menghadapi atasan yang menjengkelkan

Dalam sebuah perusahaan, terkadang Anda akan menemukan atasan yang menjengkelkan. Bahkan akan membuat Anda serasa ingin memukulnya. Pada situasi seperti ini juga kesabaran Anda sedang diuji. Jika Anda sudah tidak bisa sabar, mungkin Anda akan mrmukul atasan Anda.

Namun jika masih sabar, Anda akan tetap bertahan pada perusahaan tersebut. Lalu apa yang harus Anda lakukan?

Sebaiknya Anda selalu berdoa agar atasan Anda tidak menjengkelkan lagi. InsyaALLAH jika bisa istiqomah dalam berdoa, atasan Anda tidak akan menjengkelkan lagi ke depannya. Bahkan bisa saja Anda menjadi tangan kanannya atasan Anda.

Memiliki etika yang baik, tentu akan mendatangkan sesuatu yang baik. Sedangkan memiliki etika yang buruk, tentu akan mendatangkan sesuatu yang buruk. Silahkan! Anda tinggal memilih etika mana yang akan Anda pilih?!

Apalagi di lingkungan perusahaan, selain Anda akan memiliki banyak teman, Anda juga akan diperhatikan oleh atasan. Dan tidak menutup kemungkinan Anda akan diangkat jabatannya ke yang lebih tinggi lagi.

Itu semua akibat dari etika baik yang Anda miliki. Anda juga menjadi contoh bahwa seorang muslim harus memiliki etika seperti Anda. Sehingga orang non muslim pun akan menganggap ajaran Agama Islam adalah ajaran yang Rahmatal Lil’alamin.

Itulah ke-13 etika muslim dalam bekerja sehari-hari yang bisa Admin share kepada Anda semua. Semoga bisa bermanfaat!

Wallahu ‘alam Bishawab

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *